Dany. Adek kelas saat di SMAN 15 Surabaya dan sekarang juga
di FK UA. Dibilang kenal sangat baik juga tidak karena pasti lebih banyak orang
lain yangakrab denganmu. Tapi cukup kenal akrab untuk hubungan antara adek
kelas dan kakak kelasnya. Entah darimana awal kenalnya, aku juga tidak tahu.
Yang aku tahu dahulu saat penerimaan siswa baru libels, teman-temanku bercerita
“eh, adiknya mas hilmy masuk sini juga loh, dan dia yang peringkat satu”. Ya,
karena sedikit penasaran yang mana sih anak pintar ini, akupun diberi tahu oleh
temanku siapa orangnya. Hanya sekedar tahu, tanpa perkenalan.
Seiring berjalannya waktu, tak tahu juga bagaimana
persisnya, tiba-tiba dany ini sering menyapaku saat berpapasan di sekolah.
Kemungkinan besar karena dia tahu aku suka bahasa Jerman, yang ternyata Dany
ini juga tertarik menggelutinya. Kesanku saat itu adalah, anak ini baik, sopan
dan ramah.
Tidak ada perkenalan resmi memang, tapi cukup membuatku
akrab saat SMA, bertanya hal-hal tentang perkembangan Bahasa Jerman di angkatannya
dsb.
Saat aku sudah menjadi mahasiswa Pend. Dokter UA, beberapa
kali aku bertemu Dany. Pernah saat itu dalam acara peresmian Wisma Jerman. “Hai
dan, gimana kabarmu, mau masuk mana?” dia tersenyum ramah seperti biasanya lalu
mengarahkan telunjuknya kepadaku, “Kayak mbak Nita hehe”. Jujur senang rasanya
ada anak Libels yang akan menjadi teman sejawat nanti, apalagi juga tertarik
dengan bahasa Jerman yang notabene kebanyakan yang suka bidang ini akan memilih
masuk jurusan lain. “Aku doain masuk dan, pasti, amiin”
Ketika itu obrolan berlanjut hingga dia bertanya-tanya
bagaimana masuk melalui jalur snmptn undangan dan juga kegiatan belajar
mengajarnya. Ya, pembawaan dany memang kalem tapi sebenarnya dia cukup aktif,
ingin tahu dan menyenangkan.
Anak yang pintar, baik, sopan, aktif dalam berbagai kegiatan
(yang aku tahu dia mengikuti salah satu program dari PASCH (sekolah mitra
dengan Jerman)di Bali dan juga BRIDGE (mitra dengan Australia)).
Waktu itu aku ikut sedih karena Dany ternyata tidak diterima
undangan meskipun kalau dilihat dari nilainya yang selalu di atas mungkin
sedikit ganjil. Tapi aku yakin dengan kepintarannya dia bisa menjadi dokter.
Dan jika melihat dari apa yang ditulisnya dari facebook,
twitter, dsb sudah bisa dilihat dia orang yang pantang menyerah. Bangga punya
adek kelas seperti dia.
Dari yang aku tangkap selama mengenalnya, melihatnya,
memperhatikan tulisan-tulisannya dia adalah anak yang beriman dan rajin
beribadah juga.
Jumat, 6 Desember 2013. Ditengah-tengah kuliah, aku mendapat
kabar adek kelasku yang paling membanggakan ini ditimpa musibah. Dany mengalami
kecelakaan di depan hotel Novotel Surabaya dan sedang dirawat di IRD RSDS.
Kaget. Speechless.
Temanku, kadiv Humas Medspin (divisi Dany dalam keanggotaan
panitia Medspin) sempat ditelfon oleh orang yang bertabrakan dengan Dany dan
mengabari keadaan Dany saat itu.
Rasanya baru kemarin berpapasan di kampus dan kamu berkata,
“Ayo mbak Nita, spricht auf Deutsch!” dan aku hanya tertawa, “Haha iya Dan,
habis ujian aja ya”. Atau saat bertemu di perpus di kala aku sedang mengerjakan
tugas praktikum dan kamu bertanya padaku mencari informasi bagaimana semester 3
itu. Dan tiba-tiba saja sekarang kamu sudah terbaring di IRD.
Ya, semenjak saat itu, banyak sekali doa dan dukungan yang
diberikan untuk Dany. Perdarahan otak yang dialaminya memang parah sehingga
membuatnya tidak sadar hingga ajal menjemput.
Bisakah kamu merasakan dukungan dari orang-orang
disekitarmu?
Keluarga yang sangat menyayangimu, teman Libels angkatan 27,
kakak kelas dan adik kelasmu di Libels, teman-temanmu sekolah, meditrina dan
seluruh civitas akademika FK UA, teman-teman kakakmu dari FEB, dosen FK UA dan
guru-guru SMA bahkan pengurus Goethe-Institut Jakarta pun turut mendoakan yang
terbaik untukmu :”)
Kami semua menyayangimu, namun ternyata Allah lebih
menyayangimu. Jumat 13 Desember 2013, Dany dipanggil ke rahmatullah. Semoga
kamu mendapatkan tempat yang terbaik di sisi-Nya. Hari Jumat, hari baik Dany.
Libels berduka, dia telah kehilangan salah satu lulusan
terbaiknya. FK UA terpaksa kehilangan calon dokter berkualitasnya.
Banyak sekali yang mengantarkan Dany menuju peristirahatan
terakhir, seluruh keluarga, teman, dan dekanat FK UA pun dating mengantar.
“Mari kita doakan bersama-sama untuk Dany agar dosa-dosanya diampuni dan mendapat tempat yang terbaik di sisi-Nya” –Sutji K, dr., M.Kes- (kuliah biokimia 13 des 2013)
“Kita tahu dia orang baik, biasanya pemberitaannya tidak sebesar ini, saya ikut bangga, semoga Dany diterima di sisi-Nya. Mari kita doakan bersama” - Dr. Gadis Meinar Sari, dr., M. Kes - (kuliah faal 13 des 2013)
“Saya senang banyak yang mendoakan Dany. Terima kasih semuanya.”, - ibunda Alm. Dany
Selamat jalan Dany
Risky Ramadhan :)
Another good people die young,,, Dia teman baik saya ketika duduk di bangku sekolah dasar, dia orang baik, cerdas, patuh terhadap Agama dan orang tuanya. Dia orang yang amanah terhadap umurnya :') Allah sayang dia.
ReplyDeleteIyaa, dia emang anak yang sangat baik, home facebook, TL twitter saya nggak henti2nya penuh dengan teman dany yg mendoakan dan merindukannya :') subhanallah
Delete